Selasa, 11 Januari 2011

PERANGKAT PEMBELAJARAN BERKARAKTER

A. Dasar Pemikiran
01. Komitmen nasional tentang perlunya pendidikan karakter, secara imperatif tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 UU tersebut dinyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Jika dicermati 5 (lima) dari 8 (delapan) potensi peserta didik yg ingin dikembangkan sangat terkait erat dengan karakter.
02. Jauh sebelumnya, secara filosofis “Bapak” Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak. bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesem-purnaan hidup anak-anak kita. Hakikat, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional tersebut menyiratkan bahwa melalui pendidikan hendak diwujudkan peserta didik yang secara utuh memiliki berbagai kecerdasan, baik kecerdasan spiritual, emosional, sosial, intelektual maupun kecerdasan kinestetika. Pendidikan nasional mempunyai misi mulia (mission sacre) terhadap individu peserta didik,
Selanjutnya
silakan download perangkat berkarakter

silabus ipa kelas 7 semester 1

silabus ipa kelas 7 semester 2
silabus ipa kelas 8 semester 1
silabus ipa kelas 8 semester 2
silabus ipa kelas 9 semester 1
silabus ipa kelas 9 semester 2
rpp ipa kelas 7 semester 1
rpp ipa kelas 7 semester 2
rpp ipa kelas 8 semester 1
rpp ipa kelas 8 semester 2
rpp ipa kelas 9 semester 1
rpp ipa kelas 9 semester 2

Senin, 26 Juli 2010

MOMENTUM LINEAR

Momentum Linear





Impuls





Seseorang menendang bola yang bermassa m dengan gaya F selama selang waktu t dapat menyebabkan perubahan kecepatan pada bola tersebut yang besarnya v1 menjadi v2 dari hukum II Newton :



F = m.a, dimana a = (v2 - v1) / t
F = m. (v2 - v1) / t
F.t = m. (v2 - v1)





F = besar gaya yang bekerja (N)
t = selang waktu gaya (s)
v1 = kecepatan awal (ms-1)
v2 = kecepatan akhir (ms-1)



Impuls adalah hasil kali gaya dengan selang waktu singkat bekerjanya gaya terhadap benda. Dalam mempelajari impuls juga memperhatikan arah gaya yang bekerja, karena impuls besaran vektor, bila gaya yang bekerja searah gerakan benda v2 = +, dan bila bekerja dengan arah berlawanan diberi tanda negatif (v2 = - ).





Contoh Soal:

Sebuah bola kaki bermassa 500 gram diletakkan di titik pinalti. Salah seorang pemain menendang bola tersebut ke arah gawang sehingga setelah ditendang, kecepatan bola menjadi 25 m/s. Besarnya impuls yang diberikan oleh kaki kepada bola adalah ...
a. 50 Ns
b. 25 Ns
c. 20 Ns
d. 12,5 Ns
e. 6,25 Ns



Jawaban: d



Penyelesaian:

I = m.v2 - m.v1
I = 0,5 . 25 - 0
I = 12,5 Ns
selengkapnya

Selasa, 20 Juli 2010

listrik Statis

Listrik Statis

Muatan Listrik

Bagaimana Benda dapat Bermuatan Listrik?
Setiap zat tersusun atas atom-atom, dengan demikian muatan listrik suatu zat tergantung dari jenis muatan listrik atom-atomnya. Jika atom-atom benda lebih cenderung melepaskaan elektron, maka zat yang disusunnya lebih cenderung bermuatan positif. Sebaliknya jika atom-atom benda lebih cenderung menangkap elektron, maka zat yang disusunnya cenderung bermuatan negatif. Dengan demikian muatan listrik sebuah benda sangat tergantung dengan muatan listrik atom-atom penyusunnya.

Bagaimana cara membuat benda bermuatan listrik?

selengkapnya klik aja disni http//www.e-dukasi.net

Minggu, 18 Juli 2010

hukum newton


HUKUM NEWTON I

HUKUM NEWTON I disebut juga hukum kelembaman (Inersia).
Sifat lembam benda adalah sifat mempertahankan keadaannya, yaitu keadaan tetap diam atau keaduan tetap bergerak beraturan.

DEFINISI HUKUM NEWTON I :
Setiap benda akan tetap bergerak lurus beraturan atau tetap dalam keadaan diam jika tidak ada resultan
gaya (F) yang bekerja pada benda itu, jadi:

S F = 0 a = 0 karena v=0 (diam), atau v= konstan (GLB)

HUKUM NEWTON II

a = F/m

S F = m a

S F = jumlah gaya-gaya pada benda
m = massa benda
a = percepatan benda

Rumus ini sangat penting karena pada hampir semna persoalan gerak {mendatar/translasi (GLBB) dan melingkar (GMB/GMBB)} yang berhubungan dengan percepatan den massa benda dapat diselesaikan dengan rumus tersebut.

HUKUM NEWTON III

DEFINISI HUKUM NEWTON III:

Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda kedua maka benda kedua tersebut mengerjakan juga gaya pada benda pertama, yang besar gayanya = gaya yang diterima tetapi berlawanan arah. Perlu diperhatikan bahwa kedua gaya tersebut harus bekerja pada dua benda yang berlainan.

F aksi = - F reaksi

N dan T1 = aksi reaksi (bekerja pada dua benda)

T2 dan W = bukan aksi reaksi (bekerja pada tiga benda)

Selasa, 13 Juli 2010

tentang saya

saya lahir di pemalang jawa tengah Indonesia 30 desember 1978, saya dari keluarga buru tani,, saya sekolah SD di SD N 03 beji taman pemalang, smp N 2 pemalang, smu N 1 petarukan, kuliah di UAD jogjakarta jurusan pend.fisika... aktifitas pengabdian di SMP N 4 petarukan